Kamis, 03 Maret 2016

Fakta Membanggakan Dibalik Film Battle of Surabaya


Amikom Yogyakarta- Film animasi yang membanggakan Indonesia ini dibintangi oleh dua aktor muda top yang menjadi pengisi suara karakter dalam animasi ini. Reza Rahardian dan Maudy Ayunda adalah pengisi dua karakter utama di film animasi ini. Bukan cuma itu fakta menariknya, tapi ada juga fakta yang akan membuat kita bangga pada film ini. Fakta itu antara lain :
  1. Dikerjakan 180 animator Indonesia – Film yang dikerjakan di Yogyakarta ini melibatkan sekitar 180 animator yang teridiri dari mahasiswa, dosen, alumnus, dan beberapa animator profesional. Ini menjadi bukti bahwa bangsa Indonesia memiliki rasa nasionalisme dan patriotisme yang sangat tinggi karena banyaknya tangan terampil dan otak kreatif yang mengerjakan animasi ini sehingga dapat membawa nama Indonesia ke industri perfilman dunia.
  2. Nafas baru di perfilman animasi Indonesia – Selama ini film animasi yang beredar di bioskop dan televisi Indonesia didominasi oleh film animasi dari negara-negara lain. Dan kali ini film animasi Battle of Surabaya diharapkan bisa menjadi pelopor film animasi di Indonesia seperti halnya film Jelangkung dan AADC yang dulu menjadi pelopor film genre horor dan drama remaja.
  3. Bukti Kreatifitas anak muda Indonesia – Film yang telah dikerjakan selama bertahun-tahun ini sepenuhnya buatan Indonesia, lebih tepatnya di kampus Amikom, Yogyakarta. Amikom bukanlah institusi selevel dengan Pixar atau Universal melainkan hanya kampus sederhana yang mampu membuat film yang dapat mencuri perhatian dunia. Salah satu buktinya adalah pihak Walt Disney yang tertarik untuk bekerjasama dengan Amikom. Film ini benar-benar membuat kita bangga menjadi orang Indonesia.
  4. Sebelum dirilis sudah mendulang prestasi – Film animasi satu ini bahkan sudah mendapat prestasi membanggakan jauh sebelum film ini sendiri dirilis. Film ini sudah meraih penghargaan diajang International Movie Trailer Festival 2013 dan masuk nominasi pada ajang Annual Golden Trailer Award 2014. Keberhasilan inilah yang sangat membuat Indonesia bangga.
  5. Tanggal pemutaran mencerminkan keberanian tinggi – Animasi satu ini akan berhadapan dengan animasi hasil karya Pixar yakni Inside Out. Inside Out tayang tanggal 19 Agustus kemarin sedangkan Battle of Surabaya dihari selanjutnya. Keberanian ‘menantang’ Pixar inilah yang membuat produser dan animatornya patut diacungi jempol.
Gimana guys? Film animasi Indonesia juga gak kalah seru sama animasi dari luar kan? Apa kalian udah lihat filmnya? Kalau belum buruan lihat dan kalian pasti akan merasa bangga dengan hasil karya anak bangsa.
Readmore → Fakta Membanggakan Dibalik Film Battle of Surabaya

Karya Ilmiah Peluang Bisnis “Kopi Aceh”

AMIKOM YOGYAKARTA
 
 
ABSTRAK

         Setiap manusia bahwa uang itu sangat di butuhkan dalam menjalani hidup. Berbagai cara kita lakukan agar dapat mendapatkan penghasilan dan mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya dengan tujuan untuk membutuhi perekonomian kita sehari-hari. Oleh sebab itu,maka muncullah ide-ide baru untuk menjalankan bisnis dan memanfaatkan peluang bisnis yang kita inginkan. Seiring dengan kemajuan dan perkembangan perekonomian di Indonesia membuat kita membutuhkan tenaga dan usaha yang lebih ekstra untuk dapat mengimbangi perkembangan tersebut. Kita dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif agar bisnis yang kita jalankan dapat berkembang dan mengalahkan saingan- saingan kita yang menjalankan bisnis yang sama. Dalam dunia bisnis ada beberapa hal yang harus kita perhatikan agar bisnis dapat berjalan lancar, yaitu sasaran bisnis (seperti konsumen dan tempat distribusi), dan kualitas kerja pelaku bisnis itu sendiri. Di perlukan kesabaran untuk menjalankan bisnis dari awal hingga akhirnya bisnis tersebut dapat tumbuh dan berkembang besar. Di dalam karya ilmiah ini saya akan menjelaskan tentang peluang bisnis “PEMASOK KOPI ACEH DISELURUH INDONESIA “ dan hasil pengamatan saya terhadap bisnis yang akan saya jalani tersebut.



ISI

“PEMASOK KOPI ACEH  DISELURUH ACEH”

Bedasarkan pengamatan yang saya lakukan pada teman-teman kampus dan masyarakat, terdapat 75% teman saya dan 25% masyarakat yang sangat menyukai kopi. Terlihat dari kebiasaan mereka yang selalu mampir dan nongkrong di warung kopi pada saat di pagi hari maupun malam hari di tempat warung kopi yang terkenal  di kota yang sedang saya tinggali saat ini, bahkan ada beberapa teman maupun masyarakat yang saya tanyakan kalau mereka tidak dapat memiliki semangat saat menjalani aktivitas mereka tanpa meminum kopi sebelumnya.Karena banyak yang bilang kopi aceh itu aromanya wangi dan rasa gurih.

  Berbagai jenis kopi aceh :

1.    Kopi Gayo
Memiliki citra yang tinggi dan tingginya produksi akibat pembukaan lahan yang semakin luas tersebut mendorong kian besarnya ekspansi kopi gayo. Dari 59 perusahaan pengekspor kopi via Pelabuhan Belawan, Sumatera Utara, sekitar 40 eksportir kopi berasal dari Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah. Volume ekspor kopi via Belawan tahun 2008 tercatat 54.402 ton dan lebih dari setengahnya berasal dari Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Gayo Lues. 
           
2.    Kopi Ulee Kareng
Kopi Ulee Kareng dirintis sejak tahun 1960, Kopi Ulee Kareng ini  menjadi salah satu bubuk kopi lokal terkenal di Aceh. Cita rasa khas  Aceh yang ditawarkan adalah salah satu keunggulan dari bubuk kopi  warisan keluarga ini. Mutu itu pula yang menjadikan bubuk Kopi Ulee Kareng terkenal sampai ke mancanegara. 
Komitmen mempertahankan cita rasa alami 100% kopi Asli,  diwujudkan dengan cara pengolahan secara modern tanpa  mengesampingkan pola tradisional  Bubuk Kopi Ulee Kareng yang dikemas dalam beberapa bentuk  kemasan sering dijadikan sebagai souvenir selain  sebagai kebutuhan rumah tangga, hotel, restoran dan  warung kopi.

3.    Kopi Tubruk Aceh Barat
KOPI tubruk khas Aceh Barat ini rasanya begitu nikmat dan menggugah selera. Setelah mencicipinya, kita akan ketagihan karena cita rasa dan harumnya yang luar biasa. Sekilas, kopi di sini tampak seperti kopi yang dijual di tempat yang lain. Namun untuk soal rasa, menurut saya, hanya ada di sini yang membuat saya selalu ingin meminumnya bersama teman.

  Peluang bisnis dari kopi aceh

Banyaknya peminat kopi di kota ini menimbulkan ide baru di benak saya. saya berpikir apakah masyarakat sini sudah pernah mencoba kenikmatan dan kualitas dari kopi aceh. Karena saya orang asli aceh maka saya tau betul apa produksi unggulan dari tempat asal saya, kopi aceh, semua pecinta kopi pasti sudah tau kualitas dan kenikmatannya. Oleh karena itu, saya memiliki ide untuk mencoba memasarkan kopi tersebut pada warung-warung kopi yang ada diseluruh indonesia. Ide inipun mulai saya jalankan. Saya coba untuk menghubungi chanel saya yang ada di meulaboh,banda aceh dan aceh gayo untuk mengirimi saya beberapa kilo kopi bubuk. Tujuannya kopi ini nantinya akan saya pasarkan pada warung-warung besar setiap kabupaten yang ada di indonesia. Kopi pun sudah sampai dan siap saya pasarkan. saya menetapkan harga kopi yang akan saya jual sebagai berikut :
1.    Kopi gayo
½ kilo = Rp.200.000 dan 1 kilo =Rp.400.000
2.    Kopi ulee kareng
½ kilo = Rp.120.000 dan 1 kilo =Rp.240.000
3.    Kopi tubruk aceh barat
½ kilo = Rp.115.000 dan 1 kilo =Rp230.000

        Sasaran pertama saya adalah warung-warung besar seperti warung kopi yang terkenal di setiap kabupatennya,sebab disana banyak pencinta kopi yang rame dan sesuai untuk menjualnya.tetapi walaupun banyak pesaingnya tetapi saya tetap bejuang gimana caranya.saya menggunakan dengan menurunkan harga setiap kopinya sebenarnya saya  hargainya berbeda itu pun udah termasuk dengan ongkos kirimnya setiap perkilonya saya hanya mendapat untung sekitar Rp.25.000 jika saya memberi pemasok kopi di satu tempat sekitar 10 kilo saya akan mendapatkan keuntungan Rp.235.000 setiap perwarungnya misalkan saya memasok kopi sekitar 100 warung kopi yang ada di Indonesia untung besar sekali saya.



 Refrensi :

 
 





Readmore → Karya Ilmiah Peluang Bisnis “Kopi Aceh”

Karya Ilmiah Peluang Bisnis “Mobile Games Develop”


AMIKOM YOGYAKARTA
Abstrak

Mobile Games memang sudah tidak asing lagi bagi para pengguna gadget saat ini, mulai dari Smartpone hingga Tablet, bagi para peniknat game mobile, game bisa menjadi sarana hiburan tersendiri ataupun sebagai sarana hiburan semata untuk mengisi waktu luang, dan sifat dari game mobile ini berbeda dengan game yang diciptakan untuk platform PC ataupun console, game mobile lebih bersifat praktis, keunggulanlain dari game mobile adalah mengenai pangsa pasarnya yang angkauannya begitu luas,sejak munculnya era smartphone dalam satu dekade terakhir bisnis di bidang mobile game ini semakin hari semakin bertambah banyak dan terus berkembang, seiring dengan pergerakan perkembangan serta semakin banyak varian dari produk smartphone dari berbagai produsen para developer gamepun berlomba untuk bersaing dalam memproduksi berbagai game mobile yang tentunya terdiri dari beragam genre dan jenisnya. Melihat dari besarnya angka pwngguna gadget yang di dominasi oleh pengguna remaja sangat besar tentunya peluang yang akan diraih jika para developer game mampu membaca trend yang terjadi di kalangan pengguna Smarphone.

ISI

Game mobile adalah sebuah software atau perangkat lunak yang umumnya difungsikan sebagai media hiburan yang dioperasikan dalam gadget misalnya saja smartphone dan tablet. Sekarang ini game juga sudah menjadi semacam gaya hidup, atau sekedar sebuah sarana hiburan untuk mengisi waktu luang. Data terbaru GfK menyatakan nilai penjualan smartphone di negara Asia Tenggara mencapai $16.4 Miliar (sekitar Rp 198 Triliun), meningkat 33 persen dari tahun sebelumnya. Jumlah unit yang terjual pun mengalami peningkatan sebesar 44 persen setiap tahunnya. Pertumbuhan penjualan smartphone di Indonesia mencapai 70% dalam 12 bulan terakhir pada tahun 2014, tertinggi di antara negara-negara di kawasan. Melihat kondisi yang demikian tentunya bisa diprediksi bahwa peluang bisnis dibidang pengembangan game berbasis mobile memiliki masa depan yang menjanjikan.
prospek bisnis game developer , melihat dari semakin pesatnya penggunaan smartphone di Indonesia ini bisa menjadi sebuah modal yang sangat vital untuk para pengembang game berbasis mobile pasalnya semakin hari pasti semakin bertambah lagi para pengguna smartphone maupun gadget mobile lain misalnya saja tablet, dan keuntungan yang bisa diraup dari bisnis ini jumlahnya bisa terbilang fantastis bahkan bernilai ratusan juta. Dan semakin besar pula peluang bagi para developer game lokal untuk memproduksi dan merelease produk mereka yang berorientasi pada konsumen lokal maupun Internasional.
Penentu sukses dari industri game developer adalah berada pada kemampuan membaca pasar, mengetahui apa yang sedang menjadi trend saat ini dan game seperti apa yang bisa bersaing untuk mendapatkan konsumen. Game sendiri terdiri dari beragam genre, pada dasarnya game mobile terbagi menjadi 2 kategori , yakni game mobile online dan game mobile offline.
Game mobile online yakni game yang membutuhkan koneksi internet untuk dapat memainkannya secara multiplayer, artinya para pengguna game (Gamer) dapat bermain dengan banyak orang secara global. Game dengan kategori ini memang sedang menjadi trend dimasyarakat, banyak sekali game mobile yang dimainkan secara online, dan biasanya para developer game bekerja sama dengan situs online lainnya, contohnya developer game bekerjasama dengan perusahaan penyedia aplikasi pesan instan bernama LINE, perusahaan ini juga menawarkan berbagai jenis game dimana para developer dapat bekerjasama dengan perusahaan tersebut. Pengguna aplikasi ini di Indonesia dikatakan sudah fantastis, pada tahun 2014 saja sudah mencapai angka 30 juta pengguna , bahkan Indonesia kini menempati posisi kedua di dunia dengan menyalip Thailand yang memiliki 27 juta pengguna di Indonesia. Line yang kini memiliki 490 juta pengguna global, bersaing dengan aplikasi chatting populer lainnya seperti WhatsApp, KakaoTalk, BeeTalk dan WeChat. Sekarang ini umumnya game mobile sudah menggunakan koneksi internet, baik untuk bermain dengan mode multiplayer maupun untuk upgrade konten saja. Dengan melihat kondisi yang demikian peluang masih terbuka lebar bagi para game developer baru.
Game mobile offline adalah sebuah aplikasi permainan yang beroprasi pada platform gadget misalnya saja smartphone dan tablet, yang pengoprasiannya tidak membutuhkan koneksi internet untuk memainkannya dalam hal ini pengguna hanya bisa bermain dengan mode single player, namun demikian koneksi internet bisa saja dibutuhkan untuk melakukan upgrade konten dari game tersebut.
Dengan kemampuan membaca pasar yang baik dan mampu menerapkan strategi dalam pemasaran produk mereka, para developer game bisa meraih keuntungan yang luar biasa besar, karena potensi dari perkembangan game mobile sudah begitu besar dan setiap tahun pasti mengalami peningkatan.
Dalam memproduksi mobile game Paling tidak diperlukan lima tenaga ahli untuk menempati posisi programmer, game designer, game tester, dan petugas administrasi. Untuk menjadi game developer memang modal awal yang dibutuhkan tidak sedikit, namun dengan strategi yang tepat, industri pengembangan game akan memperoleh keuntunngan yang cukup besar apabila melihat pertumbuhan teknologi dan semakin banyaknya pengguna gadget di Indonesia maupun secara global.

Referensi

 

Readmore → Karya Ilmiah Peluang Bisnis “Mobile Games Develop”

Computer Call Service

AMIKOM YOGYAKARTA


ABSTRAK

Saat ini komputer bukan lagi barang mewah, bahkan semakin hari semakin bergeser, dari yang tadinya sebatas kebutuhan penting untuk pekerjaan, sekarang menjadi kebutuhan biasa dalam sebuah keluarga. Terutama bagi keluarga yang memiliki anak pelajar atau mahasiswa. Artinya setiap hari, pengguna komputer semakin meningkat, ditambah lagi harga komputer yang semakin terjangkau. Tidak semua pengguna komputer dapat memperbaiki komputer yang sedang rusak atau terjadi hal yang tidak diiginkan (rusak).Diperlukan seorang yang ahli dibidang komputer atau seorang tekhnisi komputer. Banyak tempat yang menyediakan jasa servis atau perbaikan, namun tidak semua tempat servis komputer dapat dipercaya, terkadang kerusakan yang tidak seberapa atau kerusakan kecil dibesar-besarkan, di sini konsumen pasti sangat dirugikan.di sini Jasa servis komputer panggilan merupakan salah satu solusi. jasa service komputer panggilan yang langsung dikerjakan di tempat, keuntungannya adalah Anda bisa sambil melihat komponen apa saja yang rusak, dikerjakan dengan cepat, apabila terdapat komponen yang harus diganti dapat langsung meminta persetujuan dari Anda. Service komputer panggilan saat ini memang sangat dibutuhkan mengingat kesibukan  sebagai pengguna komputer dengan pekerjaan di kantor dan di rumah disamping kita sendiri belum tentu mampu mengatasi semua permasalahan komputer yang kita pakai.



PEMBAHASAN 

Usaha jasa perbaikan atau Computer Call Service bisa dikerjakan secara sampingan atau full time. Dan tidak hanya itu. Untuk meningkatkan “value”, dapat juga  menambahkan usaha jasa isi ulang tinta printer. Karena seperti halnya komputer, keperluan printer untuk mencetak pun semakin meningkat. Dan sekarang sudah bukan rahasia lagi kalau banyak orang lebih memilih menggunakan tinta isi ulang (refill) dari pada membeli baru. Bisa dipastikan sekarang ini begitu banyak orang yang memiliki komputer. Sebagian besar dari mereka adalah mahasiswa dan berbagai instansi perkantoran. Namun kebanyakan dari mereka hanya bisa menggunakan saja. Sehingga bila terjadi kerusakan pada komputer yang mereka miliki, mereka tidak dapat memperbaikinya sendiri. Munculnya kebutuhan tersebut dapat dijadikan sebagai peluang usaha yang menjanjikan. Karena peluang bisnis ini akan dibutuhkan sampai kapanpun, dan prospek kedepannya semakin bagus seiring bertambahnya jumlah pemiliki komputer.Seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan teknologi komputer, maka peluang jasa service komputer ke depan ikut meningkat. Pengguna komputer saat ini tidak hanya para dosen dan mahasiswa namun sudah merambah pada para pelajar. Oleh karena itu, tidak ada salahnya anda membuka jasa Computer Call Service.

Mengingat peluang ini akan selalu terbuka lebar. Untuk menjalankan peluang bisnis jasa servis komputer panggilan ini membutuhkan keahlian dan waktu. Sebagai seseorang yang sudah memiliki pekerjaan tetap, mungkin agak sulit mengatur waktu. tetapi sebagai mahasiswa di jurusan yang berkaitan dengan komputer kita bisa mempekerjakan dia dengan melatih dan mengembangkan pengalaman nya untuk bekerja.


 CARA MEMULAI

A. Promosi

Memulai bisnis ini cukup mudah. Yang  perlukan pertama kali adalah bagaimana cara agar jasa ini dikenal oleh para kosumen, yaitu;

1.       Cara paling mudah adalah menyebarkannya dari mulut kemulut.

2.        Cara berikutnya adalah dengan media brosur yang sederhana, jika modalnya pas pasan , namun jika modalnya agak besar dapat membuat brosur yang lebih menarik.

3.       Dengan menggukan media internet, cara ini selain mudah juga tidak memerlukan banyak modal.

Untuk harga service komputer bervariasi, tergantung kesulitan. Sebaiknya  menentukan perkiraannya, dan memberitahukan kepada pegawai  mengenai ketentuan berapa keuntungan minimal yang bisa  peroleh per servis. Sebagaimana bisnis reparasi lain, kualitas dan harga menjadi modal penting. Jika pelanggan kurang puas dengan reparasi  atau harga yang  berikan terlalu mahal, maka lama kelamaan akan ditinggalkan para konsumen. Jika pelanggan puas dengan hasil servis dan pelayanan , maka dengan sendirinya mereka akan mempromosikan jasa ini secara gratis pada orang pihak lainnya.Oleh karena itu untuk memberikan pelayanan prima pada konsumen .

Sebaiknya dalam bisnis ini juga menjual berbagai kebutuhan komputer dengan lengkap, hal ini agar pelanggan bisa mendapatkannya secara cepat dengan konsep one stop shopping. Jika ternyata tempat kita belum mempunyai, kita bisa menjanjikan dilain hari dan berjanji mencarikannya.

B. Perlengkapan

Untuk memberikan layanan service komputer tentu saja harus memiliki beberapa perlengkapan yang sering digunakan untuk mengotak-atik komputer. Beberapa perlengkapan penting yang harus dimiliki diantaranya yaitu;

1.       Software anti virus (ini sangat penting) dan software-software lain

2.       Mur listrik, peralatan listrik lainnya

3.        Acecoris komputer, dan lain-lain.

4.        Dan yang paling penting adalah kendaraan, karena lokasi para pelanggan yang berfariasi. 

HAMBATAN

Peluang bisnis ini membutuhkan keahlian, sehingga pegawai yang  pilih harus benarbenar seorang yang dapat dipercaya. Utamakan pegawai yang benar – benar mengerti computer, baik dari segi komponen yang dibutuhkan computer hingga cara memperbaiki segala kerusakan yang ada. 

KESIMPULAN

Seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan teknologi komputer, maka peluang jasa service komputer ke depan ikut meningkat. Pengguna komputer saat ini tidak hanya para dosen dan mahasiswa namun sudah merambah pada para pelajar. Oleh karena itu, tidak ada salahnya anda membuka jasa Servis komputer panggilan ini. Mengingat peluang ini akan selalu terbuka lebar. Oleh karena itu, skill yang lebih wajib hukumnya jika ingin membuka jasa service komputer panggilan. Ilmu tentang komputer bisa didapatkan dari mana saja. Baik melalui pelatihan, membaca buku maupun dari internet.  
Readmore → Computer Call Service

Minggu, 28 Februari 2016

Asal usul Masyarakat Gayo Lues dan Sedikit Sejarah Islam Di Gayo Lues



Oleh : Maya Agusyani, S.Pd*
 
Tanah Gayo adalah suatu daerah di belahan bumi sebelah utara garis khatulistiwa yang terletak di tengah-tengah propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Gayo merupakan daerah sentral bagi daerah-daerah sekitarnya seperti Aceh Utara, Aceh Barat, Pidie, Aceh Timur dan Sumatera Utara. Terletak di tengah-tengah pegunungan daerah Aceh yang membujur dari utara ke bagian tenggara sepanjang bukit barisan bagian ujung pulau Sumatera.
Secara administrative, suku bangsa Gayo adalah orang-orang yang mendiami kabupaten yang disebut Aceh Tengah dan Bener Meriah. Penduduk daerah Gayo pada masa sekarang ini terdiri dari suku bangsa Gayo sendiri, yang juga berasal dari suku bangsa lain seperti Aceh, Jawa, Minangkabau bahkan orang-orang Cina, baik WNI maupun WNA yang menetap di Takengon.
Tetapi pada masa lampau penduduk daerah Gayo dibagi menjadi dua bagian, yaitu penduduk daerah Gayo yang bertempat tinggal di Kebayakan dan penduduk Gayo yang bertempat tinggal di Bebesan.
Kampung Kebayakan terletak di sebelah barat laut danau Laut Tawar. Sedangkan Kampung Bebesan terdapat di sebelah barat Kebayakan. Kedua kampung tersebut dihubungkan oleh jalan kurang lebih 1 Km.
Asal Usul
Dalam sejarah, penduduk yang mendiami kampun Kebayakan dan Bebesan merupakan kampung “inti” di Gayo Laut, mempunyai satu anggapan bahwa asal usul mereka berbeda. Penduduk kampung Kebayakan mengatakan mereka adalah penduduk asli di daerah Gayo ini.
Sedangkan yang satu pihak lagi, yakni penduduk kampung Bebesan, memang menyadari bahwa mereka berasal dari Batak (Tapanuli), lebih popular disebut dengan Batak 27 (disebut dengan Batak 27 karena dalam sejarah kedatangan mereka ke Gayo pada jaman lampau, orang-orang Batak ini berjumlah 27 orang).
Belum jelas pada abad berapa peristiwa kedatangan Batak Karo 27 tersebut ke Tanah Gayo. Namun, pada masa pemerintahan Sultan Alauddin Riayat Syah Al Kahar, pada abad ke 16 M pernah tujuh pemuda dari tanah Karo bertamasya ke Tanah Gayo. Kedatangan mereka guna menyaksikan kebenaran keindahan laut tawar (H. AR. Latief, 1995 : 81).
Sementara menurut Dr. C. Snouck Hougronje, kedatangan Batak Karo 27 adalah pada masa kejuruan (raja) bukit telah memeluk Islam. Kejuruan Bukit adalah suatu bagian dari raja-raja yang terdapat di tanah Gayo yang memiliki hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan (kejuruan) lain.
Kedatangan orang-orang dari Tapanuli yang dikenal dengan istilah “Batak 27” ini melahirkan nama-nama Belah atau Clan di Gayo dengan nama yang hamper sama dengan marga yang ada di Tanah Karo sendiri. Seperti Clan Munthe, Cibero, Melala, Lingga, Tebe yang di Karo disebut Munthe, Sibero, Meliala dan sebagainya.
Batak 27 pada masa itu mendapat sebagian wilayah kekuasaan Raja Bukit sebagai diyat untuk mengganti kerugian akibat matinya suku Batak Karo yang terbunuh dalam peperangan.
Ganti rugi tersebut diwujudkan dengan membelah danau Laut Tawar menjadi dua sampai Kala Bintang sebelah utara termasuk daratan, mulai dari kampung Kebayakan, Rebe Gedung, Simpang Tiga, Delung Tue win Ilang hingga Ramung Kengkang perbatasan Aceh Timur (sekarang Kabupaten Bener Meriah, red) dan arah selatan sampai perbatasan Lingga.
Setelah batas wilayah ditentukan oleh kedua belah pihak yang berdamai, Raja Bukit ke II Panglima Perang Dagang mengajukan sebuuah tuntutan kampung bukit berikut bangunannya yang telah diduduki oleh Batak 27.
Raja Leube Keder berkata dengan tegas bebaskan, dalam bahasa Karo artinya dibebaskan dari tuntutan, lambat laun kata bebaskan berubah menjadi kata Bebesan sampai sekarang ini (AR. Latief, 1995). Raja Bukit Panglima Perang Dagang, kemudian bersumpah tidak berkeberatan kampung Bebesan berikut bangunannya dijadikan hak milik Batak 27.
Beberapa hari kemudian penduduk bukit sendiri membangun pemukiman baru yang terletak dipinggir Danau Laut Tawar yang sekarang disebut dengan daerah Kebayakan. Mula-mula kampung ini disebut dengan Kebanyakan karena penduduknya yang terbanyak, kemudian setelah penjajah Belanda datang dan tidak dapat menyebutkan nama kampung tersebut dengan tepat, berubah menjadi Kebayakan.
Marcopolo yang pernah singgah di Peureulak, Aceh Timur sekembali dari Cina menuju Italia tahun 1292 mengatakan bahwa penduduk Aceh telah memeluk agama Islam. Penduduk yang tidak mau memeluk agama Islam menyingkir ke pedalaman dan menjumpai kerajaan kecil di pedalaman tersebut.
Penduduk asli pedalaman ini menyebut daerahnya sebagai “Lainggow” dan menyebut rajanya dengan Ghayo-Ghayo atau raja gunung yang suci. Di daerah Lianggow tersebut telah berdiri kerajaan kecil, yaitu “Kerajaan Linggow” dan kerajaan besar yaitu kerajaan ‘Lingga’ dan sudah memiliki hubungan dengan kerajaan Peureulak di Aceh Timur dengan mengirim bingkisan (MH Gayo, 1983).
Adalah masuk akal jika catatan Marcopolo tersebut dipegang kebenarannya, maka dalam perkembangan sejarah selanjutnya penduduk pedalaman ini disebut dengan Suku Gayo.
Sementara itu ada pula orang yang beranggapan bahwa orang Gayo adalah berasal dari orang-orang yang lari dari daerah Peureulak, Aceh Timur ke daerah pedalaman karena tidak mau masuk Islam. Dan kata-kata Gayo sama artinya dengan kata-kata dalam bahasa Aceh, yaitu “Ka-yo” yang artinya “sudah takut.
Meskipun tidak ada penjelasan ilmiah mengenai hal ini, namun demikian jika dilihat dari letak daerah Gayo dalam peta Aceh, tidaklah mustahil jika orang-orang Gayo di zaman dahulu kala berasal dari penduduk daerah Peureulak, Aceh Timur atau daerah  Pasee, Aceh Utara melalui sungai-sungai yang hulunya berada di daerah Gayo di pedalaman.
Kemungkinan itu lebih besar lagi mengingat kedua daerah Peureulak dan Pasee berada di pinggir pantai Aceh yang menghadap ke Selat Melaka, yaitu daerah hubungan lalu lintas antar bangsa-bangsa yang ramai dalam sejarah di kawasan Asia Tenggara.
 
Komunitas Gayo
 
Hingga saat ini penduduk Gayo ini dibagi menurut daerah kediamannya. Suku Gayo disebut sebagai orang Gayo Laut atau Gayo Lut bagi mereka dan berdiam di sekitar Gayo Lues dan orang Gayo serba jadi bagi mereka yang berdiam diri di sekitar serba jadi sembung-lukup (sekarang Kabupaten Gayo Lues-red).
Selain itu masih ada orang-orang Gayo yang terdapat dalam kelompok-kelompok kecil yang terpisah-pisah yang berdiam di sekitar Aceh Timur dan sekitar perbatasan Aceh Timur-Sumatera Utara, seperti orang Gayo Kalul, orang Gayo Johar dan lain-lain. Sedangkan suku Alas berdiam di berbagai daerah tanah Alas yang berbatasan langsung dengan Gayo Lues, Asel, daerah Karo dan Sumatera Utara.

Islam Di Gayo
 
Memperhatikan keaneka ragaman penduduk Gayo yang tinggal di tanah Gayo, Aceh Tengah itu menunjukkan bahwa daerah gayo itu tidak menutup pintu bagi orang-orang yang hendak tinggal di sana. Kemungkinan besar bagi pendatang itu mendapat tempat yang layak dikalangan masyarakat, maka suatu dugaan keras bahwa masuknya Islam ke daerah Gayo di bawa oleh pendatang-pendatang.
Baik pendatang itu sebagai pedagang maupun sebagai mubaligh. Salah satu bukti yang dapat dilihat adalah adanya sebuah kuburan Ya’kub, saudara Misan dari Al-Malik Al-Kamil yang terdapat di desa Lingga. Ya’kub meninggal pada hari Jum’at, 15 Muharram 630 H (1232 M). Namun, untuk hal ini diperlukan lagi penelitian yang lebih mendalam.
Menurut Belanda, daerah Gayo adalah suatu daerah yang menentukan hidup matinya kekuasaan Belanda di Aceh. Sebab ketika Batee Iliek jatuh ke tangan Belanda, Sultan mundur ke Tanah Gayo yang bertepatan dengan disusunnya gerakan mempertahankan kemerdekaan yang dipimpin oleh Teungku Tapa sejak tahun 1898.
Rakyat Gayo yang menyadari Agresi Belanda sangat berbahaya, maka dengan serempak rakyat Gayo menaikkan bendera putih yang disebut “Pepanyi ni Umah”, panji tersebut dilukis dengan kalimah Allah, Rasul dan keempat sahabat. Panji-panji tersebut dinaikkan oleh rakyat di tiap-tiap rumahnya sebagai pertanda datangnya syaitan yang bermaksud menjahanamkan ummat Islam (Mohd. Said 1981: 632) sehingga rakyat Gayo dengan serta merta mengadakan perlawanan terhadap Belanda.
 
Batak 27 di Laut Tawar
 
Batak 27 yang datang ke Gayo mempunyai seorang pemimpin Batak Karo muslim dan seorang ulama yang arif dan bijaksana. Pemimpinnya tersebut bernama Leubee Kader yang merupakan cucu dari Adi Genali, anak dari Johansyah atau Sibayak Lingga (AR. Latief 1995 : 68) yang kemudian berhasil menjadi raja Bebesan yang pertama setelah menuntut diyat dari raja bukit. Setelah menguasai daerah dan masyarakat sekitarnya pun ikut memeluk agama Islam. Bahkan anggota Batak Karo itu ikut meleburkan diri dalam masyarakat Gayo melalui perkawinan.
Leubee Kader sendiri menikahi seorang putri raja Bukit yang bernama Sri Bulan Si Merah Mata. Proses peleburan diri itu telah berlangsung demikian rupa hingga lambat laun menjadi satu dengan penduduk, baik agamanya, bahasa maupun adat istiadatnya.

*Penulis adalah Alumni Mahasiswa Pendidikan Sejarah Unsyiah

(Tanggapan atas Tulisan Thayeb Loh Angen, yang berjudul; Saman dan Seudati Dua Tarian Kembar dari Pase)


Oleh Sabela Gayo

Tari saman merupakan hasil akal budi dan karya ciptaan masyarakat Gayo khususnya yang berasal dari Lokop Serbejadi (Aceh Timur) dan Gayo Lues yang ditirukan dari gerakan-gerakan Gajah Putih ketika digiring oleh para pang (pengawal Kerajaan Linge) dari Gayo menuju Aceh. Masyarakat Gayo yang hidup di sepanjang aliran sungai Kala Jemer (Aceh Timur) sudah memiliki peradaban dan kebudayaan yang tinggi pada masa tersebut. Tari Saman sudah ada dan hidup didalam masyarakat Gayo jauh sebelum Islam datang (masa pra Islam) dan bukan diciptakan pada abad 18 oleh seorang ulama yang bernama Syech Saman yang digunakan sebagai media penyebaran Islam di Gayo Lues (kawasan Leuser). Hal ini sama halnya dengan sistem hukum adat Sarakopat yang sudah ada sebelum Islam masuk ke Gayo. Sebelum Islam masuk ke Gayo sistem hukum adat yang berlaku adalah Saraktulu (Hukum yang Tiga) yang didalamnya terdiri unsur; Reje, Petue dan Rayat. Ketika Islam masuk maka Saraktulu berubah menjadi Sarakopat dengan ditambahnya unsur Imem (Imam/Ulama) ke dalam sistem hukum adat Gayo. Penambahan unsur Imem menjadi unsur hukum adat di Gayo merupakan suatu bukti penerimaan rakyat Gayo secara sukarela terhadap ajaran Islam.

               Menurut catatan sejarah Islam lebih dahulu masuk ke Gayo Lues dibandingkan ke Pase. Masuknya Islam ke wilayah Gayo khususnya Lokop Serbejadi dan Gayo Lues bukanlah pada abad ke 18 bersamaan dengan masuknya Tarekat Sammaniyah (Tulisan Thayeb Loh Angen; Saman dan Seudati, Dua Tarian Kembar dari Pase; 2010). Melainkan, pada abad ke 11 jauh sebelum abad 18 sedangkan Islam baru masuk ke Pase pada abad ke 13. Islam sudah menjadi bagian dari hidup masyarakat Gayo khususnya di Lokop Serbejadi dan Gayo Lues. Hal ini dibuktikan dengan dibangunnya Mesjid Nampaan di Kec.Blangkejeren, Gayo Lues pada tahun 1214. Mesjid Nampaan merupakan mesjid tertua di Aceh Bahkan dari bukti sejarah itu justru orang Gayo lah yang menyebarkan Islam ke daerah Pase dimana salah satu putra asli Gayo yang bernama asli Merah Silu yang juga merupakan anak Yang Mulia Raja Linge Adi Genali menjadi raja Islam pertama di negeri Pase dengan gelar Sultan Malik As-Saleh (Malikussaleh). Hal ini dibuktikan lagi dengan adanya beberapa Kerajaan besar di wilayah Gayo yang sudah lama memeluk Islam bahkan simbol-simbol stempel kerajaan-kerajaan tersebut bernuansa Islam jauh sebelum abad ke 18, jauh sebelum Tarekat Sammaniyah datang ke Aceh. Adapun beberapa kerajaan besar di Gayo yang sudah memeluk Islam jauh sebelum abad ke 18, adalah; Kerajaan Abuk di Lokop Serbejadi (Aceh Timur), Kerajaan Linge, Kerajaan Patiamang di Blangkejeren (Gayo Lues), Kerajaan Syiah i Nosar, Kerajaan Cik dan Kerajaan Bukit. Dengan adanya bukti sejarah tersebut bahwa Islam sudah masuk ke Gayo khususnya Lokop Serbejadi dan Gayo Lues jauh sebelum abad ke 18 maka sungguh mustahil jika orang Gayo khususnya di Gayo Lues baru memeluk Islam seiring dengan datangnya ”Syech Saman” bersama dengan tarekat Sammaniyanya dengan membawa misi penyebaran Islam.

               Tari saman bukanlah berasal dari nama seorang ulama asal Pase yang bernama Syech Saman, tetapi kata Saman berasal dari kata dalam bahasa Gayo yaitu; ”Peraman”, yang berarti tutur/gelar/nama panggilan. Tari peraman pada mulanya ditarikan sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT atas kelahiran anak di dalam suatu keluarga Gayo. Rasa syukur kepada Allah SWT itu kemudian diwujudkan oleh pemuda-pemuda Gayo ke dalam bentuk gerakan-gerakan tari yang ditirukan dari gerakan-gerakan gajah putih yang sedang berjalan dari Gayo menuju Aceh, gerakan-gerakan tersebut di dalamnya terdapat shalawat kepada Rasullah SAW, kata-kata nasehat, petuah-petuah, dan puji-pujian kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan tambahan anggota keluarga. Seiring dengan perkembangannya tari Peraman berubah nama menjadi tari Saman, yang juga sering disebut dengan tari Sahan Peraman e (Siapa nama panggilannnya) menunjukkan kepada si anak dan orang tua si anak tersebut.

               Islam masuk ke wilayah nusantara, khususnya Gayo pada abad ke 11 yang dibawa oleh seorang ulama Arab yang bernama Said Syech Ibrahim (Rakyat Aceh; hal 1; 2010). Sang ulama masuk ke Gayo Lues dari Wih Ben (sekarang daerah tersebut bernama Bayen). Di daerah Wih Ben itu ada sebuah Dayah/Pesantren yang bernama Zawiyah Cot Kala. Dayah tersebut merupakan dayah pertama yang berdiri di Aceh yang banyak menghasilkan para pendakwah Islam yang kemudian menjadi penyebar Islam di Aceh. kemudian sang ulama Said Syech Ibrahim ia menuju Perlak, setelah itu beliau menuju Serbejadi Lokop dan akhirnya sampailah beliau ke Gayo Lues tepatnya di Desa Penampaan, Kec.Blangkejeren, Gayo Lues. Kemudian sang ulama membangun sebuah mesjid sebagai simbol bahwa Islam sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Gayo Lues di desa Penampaan, Kec.Blangkejeren, Gayo Lues. Mesjid tersebut dibangun dengan bantuan seorang tukang yang bernama Said Syech Gunung Gerdung (Rakyat Aceh; hal 1; 2010). Mesjid tersebut sampai hari ini masih berdiri kokoh dan dapat dilihat dalam bentuknya yang asli, sehingga adalah suatu kekeliruan yang nyata yang disampaikan oleh Thayeb Loh Angen dalam tulisannya Tari Saman dan Seudati; Dua Tarian Kembar dari Pase, yang mengatakan bahwa Islam masuk ke Gayo Lues karena disebarkan oleh seorang ulama Aceh asal Pase yang bernama Syech Saman yang membawa gerakan-gerakan tarekat Sammaniyah yang kemudian berubah menjadi Tari Saman, padahal Islam sendiri baru masuk ke Pase pada abad ke 13, artinya lebih dahulu Islam masuk ke Gayo Lues baru kemudian berkembang dan tersebar ke wilayah Pase. Jadi bagaimana mungkin seorang ulama Aceh asal Pase yang bernama Syech Saman itu menyebarkan agama Islam kepada masyarakat Gayo Lues yang sudah terlebih dahulu memeluk islam dibandingkan dengan daerah asal sang ulama sendiri yaitu Pase?.

Penulis Adalah:
1. Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Pemuda Gayo (PP IPEGA).
2. Direktur Eksekutif Biro Bantuan Hukum – Sentral Keadilan (BBH-SK) Banda Aceh.
Readmore → Asal usul Masyarakat Gayo Lues dan Sedikit Sejarah Islam Di Gayo Lues

Sekilas Tanoh Gayo

Kabupaten Gayo Lues dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2002. Kabupaten yang terkenal dengan Tari Samannya dan kopi luwak asli nya ini, juga lebih sering dikenal dengan Negeri Seribu Bukit.
Kabupaten yang memiliki luas 571.967 Ha ini, di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tamiang dan Kabupaten Langkat-Provinsi Sumatera Utara, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat Daya, sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Nagan Raya, Kabupaten Aceh Tengah, dan Kabupaten Aceh Timur, dan di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara, dan Kabupaten Aceh Barat Daya.

Secara astronomis, kabupaten ini terletak pada 960 43' 24" - 960 55' 24" BT dan 030 40' 26" - 040 16' 56" LU.


       Daerah Gayo Lues terletak di ketinggian 400 sampai 1200 meter di atas permukaan laut (mdpl), yang sebagian besar wilayahnya merupakan daerah perbukitan dan pegunungan. Daerah yang terkenal dengan kesejukannya ini, juga dikenal dunia sebagai paru-paru bumi. Dengan bentangan alam yang sangat indah, Kabupaten Gayo Lues dijadikan sebagai areal konservasi dan penelitian. Di daerah ini juga terdapat taman nasional yang dikenal dengan Taman Nasional Gunung Leuser.

Sejak dimekarkan dari Kabupaten Aceh Tenggara, kabupaten ini telah dipimpin oleh 3 (tiga) bupati dan 1 (satu) wakil bupati.

Ada pun yang pernah menjabat sebagai Bupati Gayo Lues adalah:

- Ir. H. Muhammad Ali Kasim, MM (alm), Pj. Bupati dari tahun 2002-2006;

- dr. H. Aspino Abusamah, M.Kes, Pj. Bupati dari tahun 2006-2007;

- H. Ibnu Hasim, S.Sos, MM, Bupati terpilih periode 2007-2012.

Sedangkan, Wakil Bupati Gayo Lues yang pernah menjabat adalah:

- Letkol. Inf. Firdaus Karim (alm), Wakil Bupati terpilih periode 2007-2012.

Visi & Misi
 

 
VISI

Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Gayo Lues yang Bermartabat Terbebas dari Keterisolasian dan Kemiskinan yang Didukung oleh Sumber Daya Manusia yang Tinggi Berdasarkan Syari'at Islam yang Kaffah.

MISI

1.
Mewujudkan sistem jaringan transportasi dan komunikasi yang handal guna dalam upaya membuka kelancaran arus transportasi dan komunikasi masyarakat Gayo Lues;
2.
Memantapkan Pertumbuhan Perekonomian dan memper-tahankan kesinambungan pertumbuhan ekonomi yang merata menuju stabilitas ekonomi yang didukung oleh pembangunan infrastruktur dan pemanfaatan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan serta simplifikasi sistem investasi;
3.
Meningkatkan sumber daya manusia melalui peningkatan mutu dan pemerataan kesempatan belajar menuju paradigma teknologi ekonomi (Techno-Economic Paradigm) dan perubahan andalan sumber daya ekonomi berdasarkan pengetahuan dan ketrampilan (Knowledges Based Economy) dengan meningkat-kan daya saing daerah sebagai bagian dari NKRI dalam sistem perdagangan bebas ASEAN mulai tahun 2008 dan per-dagangan bebas Asia Pasifik mulai tahun 2010.

                        

      


 Mengenai lambang Gayo lues
 
  Unsur-unsur
Melambangkan
Periuk Tanah
Masyarakat Gayo Lues yang masih menjunjung tinggi tradisi
Bintang
Keimanan yang teguh yang diiringi dengan ketaqwaan
Tulisan "Gayo Lues"
Identitas Kabupaten Gayo Lues
Padi dan Kapas
Kesejahteraan sosial yang berkeadilan
Daun Tembakau
Kesuburan daerah Gayo Lues sebagai kabupaten agraris
Lingkaran Putih
Kestrategisan daerah Gayo Lues yang terletak di tengah-tengah Provinsi Aceh
Gugusan Pegunungan
Kabupaten Gayo Lues yang terletak pada Kawasan Ekosistem Leuser dan dominan akan perbukitan dan pegunungan
Pena dan Buku
Pengembangan sumberdaya manusia melalui peningkatan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan
Pita Bertuliskan "Musara"
Masyarakat Gayo Lues sangat menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan
Cerana (Dalung)
Kehidupan masyarakat Gayo Lues yang kental akan seni budaya dan adat istiadat
Garis Merah Putih
Gayo Lues merupakan bagian dan setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia
Readmore → Sekilas Tanoh Gayo

Sejarah Gayo Lues

Sejarah Gayo Lues

Oleh: Drs. Isma Tantawi, M.A

I.Pendahuluan
Suku Gayo hanya satu di permukaan bumi ini. Gayo Lues, Gayo Alas, Gayo Laut, dan Gayo Serbejadi terjadi karena perbedaan tempat tinggal saja. Kalau ada terdapat perbedaan di antara Gayo di atas, hal itu akibat pengaruh lingkungan dan geografis. Bagi saya, perbedaan itu adalah asset budaya Gayo.

Jika suku Gayo bercita-cita untuk menjadi suku yang maju dan dapat menjawab tantangan zaman adalah harus bersatu. Tidak melihat perbedaan, tetapi lebih melihat persamaan, sehingga dapat membangun masa depan yang gemilang. Suku Gayo menjadi suku yang harus diperhitungkan untuk membangun bangsa dan negara Republik Indonesia yang sedang menangis ini.

Salah satu upaya adalah menggali potensi budaya, sehingga dapat menumbuhkan kepribadian yang utuh dan mapan. Dapat menjadi acuan atau pedoman dalam usaha menyusun langkah dan strategi untuk menghadapi masa depan yang cerah. Sangat sesuai dengan semangat otonomi daerah (suatu perubahan sistem dari sentralisasi menjadi desentralisasi).

Untuk memenuhi harapan di atas, di samping harapan panitia kongres ini, saya mencoba untuk menyusun sebuah makalah yang sangat sederhana tentang Orientasi dan sejarah Gayo secara ringkas. Hal ini sangat menarik karena kita selalu menghadapi persoalan dan tantangan tentang eksistenssi kepribadian dan martabat suku Gayo di tanah tumpah darah sendiri. Makalah yang sangat sederhana ini, dapat kiranya menjadi bahan diskusi di dalam kongres ini. Semoga keberadaan suku Gayo dapat kita pahami secara global maupun secara substansi, terutama oleh generasi Gayo masa kini dan mendatang.


II. Asal Nama Suku Gayo

Setiap pemberian identitas, pengenal atau nama dari sesuatu selalu dihubungkan dengan kronologi peristiwa yang berlatar belakang sejarah. Demikian pula halnya dengan nama yang disandang suku Gayo. Rentang sejarah yang amat panjang jika dikaji dengan seksama dan mendasar, terkadang dijumpai silang atau perbedaan pendapat dalam menemukan sisi kebenarannya. Hal ini disadari karena rentang waktu sejarah yang amat panjang, refrensi yang terbatas ditambah keragaman keterangan oleh para nara sumber yang sifatnya turun-temurun.

Mengenai pendapat tentang asal nama Gayo terdapat keragaman, dengan demikian belum ada data pasti dan penelitian khusus untuk mendapatkan keterangannya, ada beberapa pendapat (M.Z. Abidin : 1) sebagai berikut:

Pertama, kata Gayo, berarti kepiting dalam bahasa Batak Karo. Pada zaman dahulu terdapat serombongan pendatang suku Batak Karo ke Blangkejeren, mereka melintasi sebuah desa bernama Porang. Tidak jauh dari perkampungan tersebut dijumpai telaga yang dihuni seekor kepiting besar, lantas para pendatang ini melihat binatang tersebut dan berteriak Gayo…Gayo... Konon dari sinilah kemudian daerah tersebut dinamai dengan Gayo.

Kedua, dalam buku The Travel of Marcopolo karya Marcopolo seorang pengembara bangsa Italia. Dalam buku ini dijumpai kata drang-gayu yang artinya orang Gayu/Gayo.

Ketiga, kata Kayo dalam bahasa Aceh, Ka berarti sudah dan Yo berarti lari/takut. Kayo berarti sudah takut/lari.

Keempat, kata Gayo berasal dari bahasa Sangsekerta, yaitu: Gayo berarti gunung. Maksudnya orang yang tinggal di daerah pegunungan.

Kelima, dalam buku Bustanussalatin yang dikarang oleh Nuruddin Ar-raniry, pada tahun 1637 masehi yang tertulis dengan huruf Arab. Di samping nama Gayo di atas ada juga disebutkan kata Gayor. Hal ini terjadi karena orang-orang tertentu tidak mengerti, bahwa yang sebenarnya dalah kata Gayo.

III. Asal Usul Orang Gayo

Untuk mengetahui asal usul penduduk Gayo Lues, tidak terlepas kaitannya dengan kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia ke kepulauan Indonesia, yang dimulai lebih kurang 2000 tahun sebelum masehi. Sisa-sisa penduduk kepulauan Indonesia yang mula-mula sekali ialah orang Kubu di Sumatera yang serupa dengan orang Semang di semenanjung Melayu, orang Wedda di Sailan, Negrita di Fhilipina. Kulitnya hitam dan badannya kecil berambut keriting.

Nenek moyang bangsa Indonesia datang ke-kepulauan ini kelompok demi kelompok dan dalam 2 (dua) gelombang besar dari India Belakang (Birma, Siam, dan Indo Cina). Mereka yang datang dalam gelombang pertama dinamakan denagn Proto Melayu, sedangkan gelombang kedua dinamakan dengan Deutre Melayu.

Nenek moyang kita, gemar berlayar sehingga perjalanan menuju pulau Indonesia tidaklah sukar, mereka pun sudah pandai bercocok tanam dan memelihara ternak. Selain itu mereka sangat ahli dalam ilmu bintang yang bertalian dengan pelayaran dan musim. Kepercayaan mereka adalah menyembah roh-roh yang sudah meninggal dunia, dan yang paling dihormati adalah roh pembangun suku atau negeri. Roh-roh tersebut dapat memasuki tubuh atau jasad-jasad dukun dan guru-guru yang biasanya perempuan. Setelah membakar kemenyan mereka menari dengan diiringi oleh bunyi-bunyian. Hal ini masih terlihat pada suku-suku yang dipengaruhi oleh kebudayaan Hindia, Islam, dan Batak. Mereka memilih tempat tinggal di pinggir-pinggir sungai dan tanah subur di sekeliling/sekitar gunung berapi.

Keberadaan mereka di kepulauan Indonesia terpisah-pisah dan jarang berhubungan komunikasi satu dengan lainnya, lama-kelamaan terjadi perbedaan dalam adat-istiadat dan bahasa, namun tetap tampak persamaan-persamaan yang mendasar.

Karena terdesak oleh pendatang-pendatang dalam gelombang kedua (Deutre Melayu) yang lebih cerdas dan tinggi kebudayaannya, suku-suku yang tergolong Proto Melayu ini seperti orang Batak Karo, Gayo, Toba, Toraja, Dayak, dan lain-lain masuk ke pedalaman di sepanjang pinggir sungai-sungai.

Sebagai suku bangsa yang digolongkan kepada Proto Melayu, suku Gayo yang konon berasal dari India Belakang ini mula-mula mendiami pantai timur dan utara Aceh, di tempat Kerajaan Samudera Pasai dan Peurlak. Dalam usaha mencari tanah baru sebagai areal pertanian, sebagian pindah ke pedalaman sepanjang sungai Peusangan, Jambo Aer, Penarun, Simpang Kiri, Simpang Kanan terus ke daerah yang sekarang bernama Gayo Kalul dan Gayo Lues.

Akibat dari terjadinya peperangan/serangan dari Kerajaan Sriwijaya dalam tahun 1271 atas Kerajaan Peurlak dan serangan Kerajaan Majapahit dalam tahun 1350 atas Kerajaan Samudera Pasai.

Akibat dari peperangan tersebut maka bertambah banyaklah mereka yang mengungsi ke pedalaman, yang kelak tidak mau kembali lagi kendati musuh telah menyerah. Orang Gayo yang telah mendiami daerah pedalaman lalu membentuk Kerajaan Lingga (Linge).

Kalau dilihat dari silsilah Kerajaan Linge, maka dapat kita kemukakan :
Raja Linge yang pertama adalah Tengku Kawe Tepat, yang mempunyai 4 (empat) orang anak :
1. Anak pertama perempuan bernama Empu Beru yang tinggal sama ayahnya di Linge.
2. Anak kedua laki-laki bernama Si Bayak Linge. Anak ini setelah dewasa bersama-sama rekannya berangkat ke daerah Karo dan bermukim dekat pegunungan Si Bayak.
3. Anak yang ketiga laki-laki bernama Merah Johan, juga setelah dewasa berangkat ke daerah Aceh yang bermukim di Lamuri.
4. Anak yang bungsu laki-laki bernama Merah Linge. Anak inilah yang menetap bersama ayahnya, serta sebagai pengganti ayahnya sebagai Raja Linge kedua.

Penduduk Linge lama kelamaan bertambah banyak, kemudian mereka berpindah-pindah mencari tempat pemukiman baru, sebagian mereka ada ke dataran tinggi Gayo, selanjutnya menjadi penduduk asli Gayo.

IV. Suku Gayo Penduduk Asli Provinsi Nanggroi Aceh Darussalam

Suku Gayo merupakan suku tertua di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Hal ini dapat dibuktikan melalui dua fakta berikut ini. Pertama, bila dicermati bahasa daerah suku Aceh, banyak kosa kata yang berasal dari bahasa asing, seperti bahasa Ingris, Cina, India, dan lain-lain seperti dikemukan Ayah Panton (2007 : 3-5) dan disarikan dari hasil wawancara dengan Israwati (tanggal 23 Desember 2007) berikut ini:

Tabel 1
Asal Kosa Kata Bahasa Aceh

Nomor Bahasa Aceh Bahasa Asal Asal Bahasa Artinya
01 rod road Inggeris jalan
02 god good Inggeris baik
03 nomboi number Inggeris nomor
04 meukat market Inggeris pasar
05 kot coat Inggeris Jas
06 cawan cawan Cina cangkir
07 camca camca Cina sendok
08 thong thong Cina celana
09 khong khong Cina satu-satunya
10 katam khatam Arab tamat
11 zuad zuwad Arab nikah
12 qurbeun qurban Arab korban

Berdasarkan tabel 2.1 di atas dapat dilihat bahwa kosa kata dalam bahasa Aceh banyak berasal dari bahasa asing. Hal ini dapat menjadi bukti bahwa suku Aceh berasal dari beberapa bangsa asing, karena bahasa menunjukkan bangsa. Hal ini didukung pula oleh wilayah yang didiami oleh suku Aceh adalah wilayah pesisir pantai, yaitu daerah yang pertama disinggahi oleh para pendatang.

Kedua, banyak nama geografis (khususnya nama-nama tempat) di daerah Aceh berasal dari bahasa Gayo. Seperti tabel berikut ini:

Tabel 2
Nama-nama Tempat dari Bahasa Gayo

Nomor Nama Tempat di Aceh Dalam Bahasa Gayo Artinya
01 Langsa lang sa besok siapa
02 Beruen berren bayarkan
03 Besitang besi tatang angkat besi
04 Sigli si geli yang gelik
05 Linge linge suaranya
06 Selawah selo sawah kapan sampai
07 Tapak Tuan tapak tuen jejak tuan
08 Takengon entah kuengon ayuk saya lihat
09 Meulaboh mera beluh Mau pergi
10 Singah Mata singah mata Pemandangan
11 Tamiang entah semiyang Ayok sembahyang


Berdasarkan tabel di atas, terbukti bahwa nama-nama tempat banyak yang berasal dari bahasa Gayo. Hal ini membuktikan bahwa daerah Aceh pertama sekali ditemukan, dilalui atau didiami oleh suku Gayo. Sehingga para pengembara suku Gayo ini memberikan nama-nama tempat yang mereka lalui dan digunakan sampai sekarang.

V. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis yang telah dijalankan di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan adalah sebagai berikut:
1. Suku Gayo sama dengan suku-suku lain di Indonesia, yaitu berasal dari India Belakang.
2. Suku Gayo merrupakan suku atau penduduk tertua di Provinsi Nanggroi Aceh Darussalam.
3. Suku Gayo memiliki ciri-ciri dan kebudayaan sendiri, yang membedakan dengan suku lain di nusantara ini.
4. Suku Gayo yang tersebar di beberapa kabupaten di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam adalah sama. Jika ada terjadi perbedaan bahasa dan budaya akibat asimilasi dengan suku-suku yang berada di sekitarnya.

BAHAN BACAAN

Buniyamin S. 1994. Budaya dan Adat Istiadat Gayo Lues. Blangkejeren: Pemda Kabupaten Gayo Lues.
Elly Radia. 2000 “Geografi Dialek Bahasa Gayo di Kecamatan Bebesen” Skripsi (Latihan Ilmiah). Medan: Fakultas Sastera USU.

Hasan Leman. Tanpa Tahun “Kebudayaan Gayo Lues”. Blangkejeren: Kertas Kerja Persidangan.
Hurgronje, C. Snock. 1996 Tanah Gayo dan Penduduknya. Jakarta: INIS.
Isma Tantawi. 2006. “Didong Gayo Lues: Analisis Pemikiran Masyarakat
Gayo”Tesis. Malaysia: University Sains Malaysia.
Ina Gah. 1990. IPS Sejarah. Bandung: Ganeca Exact
Koentjaraningrat.1980. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.
Isma Tantawi. 1985. “Nilai-Nilai Estetika Dalam Novel Layar Terkembang dan Jalan Tak Ada Ujung: Sebuah Perbandingan” Skripsi. Medan: Fakultas Sastera Universitas Sumatera Utara.
M. Melalatoa. 1985 Kamus Bahasa Gayo - Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
M. J. Melalatoa. 2001. Didong Pentas Kreatifiti Gayo Jakarta: Yayasan Asosiasi Tradisi Lisan dan Yayasan Obor Indonesia Bekerja Sama dengan Yayasan Sains Estetika dan Teknologi.
M. Salim Wahab. 2003. Sejarah Singkat Terbentuknya Kabupaten Gayo Lues. Blangkejeren: Pemda Kabupaten Gayo Lues.
Mahmud Ibrahim. 1986. Peranan Islam Melalui Adat Gayo Dalam Pembangunan
Masyarakat Gayo, (Makalah Seminar). Takengon: 20 – 24 Juni 1986
Jahidin. 1969. Adat Perkawinan Suku Gayo, (Makalah Seminar). Blangkejeren,
Januari1969.
H. M. Zainuddin. 1961. Tarich Atjeh dan Nusantara II: Medan: Pustaka Iskandar
Muda
Hasan Sulaiman. 1969. Kesenian Gayo Lues, (Makalah Seminar). Blangkejeren:
Tahun 1969.
R. Hakim Aman Pinan. 2001. Daur Hidup Gayo. Takengon: Pemerintah Daerah Aceh Tengah.
Ismaini. 1976. Migrasi Spontan Orang Batak Toba ke Daerah Kabupaten Aceh Tenggara. Jakarta: Perpustakaan Nasional
M.Z. Abidin. 1969. Asal Usul Suku Gayo, (Makalah Seminar). Blangkejeren:
Tahun 1969
M. Hasan Daud T. 1969. Kebudayaan Masyarakat Gayo Lues, (Makalah Seminar). Blangkejeren: Tahun 1969
M. J. Melalatoa. 1986. Peranan Islam melalui Adat Istiadat Gayo dalam Pembangunan Masyarakat Gayo, (Makalah Seminar). Takengon : 20 – 24 Juni 1986
M. J Melalatoa. 1982. Kebudayaan Gayo. Jakarta: PN Balai Pustaka
Samsuddin Said. 1993. Busana Pengantin/Tata Rias Gayo Lues, (Makalah Seminar).
Blangkejeren: Tahun 1993.
Samsuddin Said. 1985. Didong Gayo, Suara Muhammadiyah, Edisi II, 1985.
LAKA. 1990). Pedoman Umum Adat Aceh, Edisi I. Propinsi Daerah Istimewa Aceh: Lembaga Adat dan Kebudayaan Aceh.
Sulaiman Hanafiah.1984. Sastera Lisan Gayo. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Readmore → Sejarah Gayo Lues